Jumat, 02 Mei 2025

Landasan Sastra Bagi Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa

Landasan Sastra Bagi Pinandita Wiwa Griya Agung Bangkasa dalam Melaksanakan Swadharmanya

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
---

Pendahuluan

Pinandita Wiwa atau Jro Mangku Gde adalah seorang pelayan umat dalam bidang spiritual yang menjalankan swadharma—kewajiban suci berdasarkan kedharmaan hidup. Di Griya Agung Bangkasa, Pinandita Wiwa melaksanakan peran dan tanggung jawab rohaninya tidak semata-mata berdasarkan tradisi turun-temurun, namun berlandaskan pada sastra suci Hindu yang menjadi pedoman hidup spiritual. Sastra suci memberikan arah dan makna agar pelaksanaan yadnya dan bhakti tidak menyimpang dari ajaran dharma.
---

Swadharma Pinandita Wiwa/Jro Mangku Gde: Panggilan Suci Berlandas Sastra

Swadharma seorang Pinandita Wiwa bukanlah sekadar kewajiban sosial keagamaan, melainkan merupakan jalan spiritual untuk menyatu dengan Hyang Widhi. Dalam teks-teks Hindu seperti Manawa Dharmasastra dan Agama Tattwa, ditegaskan bahwa seorang pinandita wajib memahami dan menjadikan sastra sebagai fondasi utama.

Sebagaimana sloka berikut:

> शास्त्रविहितं कर्म कुर्वीत विधिपूर्वकम्।
यस्य नास्ति तु शास्त्रं स पथो न विजानति॥

> Śāstra-vihitaṁ Karma Kurvīta Vidhi-pūrvakam,
Yasya Nāsti Tu Śāstraṁ Sa Patho Na Vijānati.

Makna:
Hendaknya seseorang menjalankan kewajibannya sesuai dengan sastra dan aturan. Siapa yang tidak berpijak pada sastra, maka ia tidak akan mengetahui jalan yang benar.

Sloka ini memberikan penegasan bahwa seorang pinandita wiwa, dalam setiap pelaksanaan sasana (tugas rohani) seperti pujawali, pemelaspas, mecaru, hingga nyekah, harus selalu mengacu pada sastra agama, sehingga tidak semata-mata menjadi kebiasaan ritual tanpa makna spiritual yang benar.
---

Pinandita Wiwa Sebagai Pelayan Dharma dan Cahaya Umat

Dalam Bhagavad Gītā dijelaskan bahwa seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk menegakkan dharma, sesungguhnya adalah tangan Tuhan di dunia. Seorang Pinandita Wiwa bukan hanya pelaku ritual, tetapi juga guru rohani, penjaga keseimbangan antara sekala (dunia nyata) dan niskala (alam spiritual).

> धर्म एव हतो हन्ति धर्मो रक्षति रक्षितः।
तस्मात् धर्मो न हन्तव्यो मा नो धर्मो हतोऽवधीत्॥

> Dharma Eva Hato Hanti Dharmo Rakṣati Rakṣitaḥ,
Tasmāt Dharmaḥ Na Hantavyo Mā No Dharmaḥ Hato’vadhīt.

Makna:
Dharma yang dilanggar akan menghancurkan pelanggarnya, namun dharma yang dijalankan akan melindungi pelakunya. Oleh sebab itu, jangan pernah melanggar dharma, agar kita tidak binasa olehnya.

Sloka ini menekankan bahwa ketaatan pada sastra dan dharma akan menjadi pelindung sejati bagi seorang pinandita dalam menjalani jalan bhakti.
---

Penutup

Sebagai Pinandita Wiwa garis parampara di Griya Agung Bangkasa, hendaknya selalu berpegang teguh pada sastra suci dalam melaksanakan setiap tugas yadnya. Dengan menjadikan sastra sebagai kompas rohani, maka setiap upacara yang dilaksanakan akan penuh makna, mendatangkan kerahayuan, dan menjadi perwujudan bhakti yang luhur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Melalui landasan sastra dan kesucian niat, pemangku tidak hanya menjadi pelayan umat, tetapi juga cahaya dharma yang menerangi kehidupan masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar