Sabtu, 03 Mei 2025

Anak Suputra

Anak Suputra: Sosok Anak yang Prihatin dalam Perspektif Hindu

Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba

Dalam ajaran Hindu, anak bukan hanya dipandang sebagai penerus garis keturunan, tetapi juga sebagai penopang dharma keluarga dan masyarakat. Istilah suputra merujuk pada anak yang baik, berbakti, dan memiliki keprihatinan terhadap kehidupan. Sebaliknya, kuputra adalah anak yang membawa penderitaan dan kehancuran bagi keluarganya. Suputra bukan semata-mata anak yang cerdas atau kaya, melainkan anak yang mampu menahan diri, berempati, dan hidup dalam kesadaran spiritual.

Kutipan Sloka

Sanskerta (Devanagari):
सुपुत्रः सुलभः पुंसां कुतः कुटिलमूर्तयः ।
दुर्लभो हि सदा जन्मा सुपुत्रः कुलपावनः ॥

Transliterasi:
Suputraḥ sulabhaḥ puṁsāṁ kutaḥ kuṭilamūrtayaḥ,
Durlabho hi sadā janmā suputraḥ kulapāvanaḥ.

Makna:
"Suputra (anak yang baik) sangat jarang ditemukan di antara manusia. Sebaliknya, anak yang buruk (kuputra) sangat mudah dijumpai. Suputra adalah anugerah langka yang menyucikan keluarganya."

Makna Prihatin dalam Diri Suputra

Prihatin dalam konteks spiritual bukan sekadar bersedih, melainkan hidup dengan kesadaran penuh, sederhana, menahan diri dari hawa nafsu, dan lebih banyak menggunakan waktu untuk belajar, melayani, dan merenung. Anak yang prihatin bukan berarti menyiksa diri, tetapi menjalani hidup dengan tapa, brata, dan sadana. Hal ini mencerminkan kualitas suputra.

Ciri-Ciri Anak Suputra yang Prihatin:

  1. Bakti kepada orang tua – Taat dan penuh hormat kepada ayah dan ibu sebagai wujud pitṛṛṇa (utang kepada leluhur).
  2. Disiplin dan rajin belajar – Menunjukkan semangat svadhyaya (belajar mandiri).
  3. Sederhana dalam perilaku dan ucapan – Menghindari hidup berfoya-foya atau bersifat konsumtif.
  4. Memiliki empati dan peduli terhadap lingkungan sosial.
  5. Menjaga kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan (tri kaya parisudha).

Penutup

Hasil diskusi dan petuah dari Ida Pandita Mpu Putra Biru Daksa Yaksa (Purnawirawan letjen I Ketut Untung Yoga), di hari raya Kuningan, 3/5/2025.

Menjadi anak suputra yang prihatin adalah jalan mulia yang menuntut pengorbanan, kedisiplinan, dan kesadaran spiritual. Di tengah arus zaman yang materialistik, nilai-nilai ini menjadi fondasi kuat dalam membentuk generasi yang satvika, penuh cinta kasih, dan menjaga dharma. Pendidikan Hindu harus menanamkan nilai-nilai kepatutan, kesederhanaan, dan pengabdian, agar setiap anak dapat menjadi kulapāvana – penyucian bagi keluarganya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar