BAGAIKAN RATU LEBAH: RATU PASEK SELALU DICARI DAN DIJAGA OLEH WARGANYA DI MANA PUN DISTANAKAN
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Di alam ini, ratu lebah adalah pusat dari koloni yang selalu dijaga, dicari, dan dilindungi oleh para lebah pekerja. Ia menjadi simbol pemersatu, sumber ketertiban, dan penentu arah kehidupan koloninya. Filosofi ini mengandung makna yang dalam, utamanya jika disandingkan dengan peran seorang Ratu Pasek dalam ikatan sosial dan spiritual warga Pasek di manapun mereka berada.
Bukan tanpa sebab, keberadaan Ratu Pasek—yang dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai figur pemimpin spiritual, panutan, atau simbol kultural—senantiasa dirindukan, dicari, dan dijaga kehormatannya oleh para krama Pasek, meskipun telah tersebar ke berbagai penjuru tanah Bali dan bahkan luar daerah.
Makna Kehadiran Ratu Pasek
Di dalam komunitas Pasek, nilai-nilai seperti kesetiaan, penghormatan pada leluhur, dan kebersamaan diwariskan secara turun-temurun. Ratu Pasek menjadi personifikasi dari semua nilai itu—bukan hanya sebagai simbol biologis atau keturunan, melainkan juga sebagai manifestasi spiritual dari keterikatan batiniah yang menyatukan warga Pasek.
Keterikatan inilah yang digambarkan secara indah dalam sloka Sansekerta berikut:
---
Sloka Sansekerta:
यथा मधुकरा नित्यं स्वराज्ञं परिवेष्टयन्ति।
yathā madhukarā nityaṁ svarājñaṁ pariveṣṭayanti
Makna:
Sebagaimana para lebah senantiasa mengelilingi dan melindungi ratunya, demikian pula orang bijak menjaga pemimpin atau sumber keteladanan mereka.
---
Sloka ini menggambarkan kesetiaan dan keharmonisan yang lahir dari kesadaran spiritual dan sosial. Tidak ada paksaan, tidak ada tekanan. Hanya ikatan rasa dan keyakinan pada nilai Dharma yang menjadikan Ratu Pasek selalu dicari dan dijaga.
Ratu Pasek dan Jati Diri Krama Pasek
Dalam konteks kekinian, Ratu Pasek bukan hanya dilihat dari figur personal, tetapi juga bisa dimaknai sebagai nilai-nilai utama yang diwariskan melalui Purusa (leluhur) dan Dharma Agama (kebenaran hidup). Saat warga Pasek berpencar ke berbagai tempat untuk menetap, semangat menyama braya dan rasa hormat pada sumber luhur mereka tetap menyala.
“Yan tiang hidup di mana pun, tiang tetap Pasek. Pusat tiang adalah leluhur tiang. Ratu Pasek adalah penyambung rasa tiang.” – kutipan dari salah satu krama Pasek di perantauan.
Inilah alasan mengapa di manapun warga Pasek berada, baik di kota besar, desa terpencil, maupun luar negeri, mereka tetap membentuk sangkepan, melestarikan ritual, dan selalu mencari petunjuk spiritual dari garis leluhur—sebagai bentuk menjaga keberadaan "Ratu Pasek" dalam hati dan tindakan mereka.
Penutup: Menjadi Lebah yang Setia
Sebagaimana lebah tak pernah meninggalkan ratunya, maka warga Pasek pun diharapkan selalu ingat akar spiritual dan budaya mereka. Dalam dunia yang terus berubah, nilai-nilai leluhur adalah penuntun yang tak pernah usang.
---
Ratu Pasek bukan hanya darah, tetapi juga arah.
Di mana pun krama Pasek berada, nilai luhur Pasek tetap dijaga.
Bagaikan lebah, kita bersatu dalam satu rasa, satu rasa dalam satu Dharma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar