🪷 PRATIMA DAN PRALINGGA: Arca sebagai Titik Pusat Spiritualitas Hindu Bali
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba
Dalam jagat keagamaan Hindu Bali, pratima dan pralingga merupakan dua entitas simbolik yang tidak hanya mewakili seni rupa religius, namun juga menjadi jembatan transendental antara niskala dan sekala, antara yang tidak terlihat dan yang diwujudkan dalam bentuk arca.
Keduanya hadir bukan sebagai benda mati, tetapi sebagai wahyu estetik spiritual yang menghadirkan kehadiran ilahi dalam wujud yang dapat dijangkau oleh indra manusia dalam ruang ritual pura.
1. PRATIMA: Perwujudan Ilahi dalam Simbol Arca
Pratima berasal dari akar kata Sanskerta prati (menuju) dan ima (ini), yang secara harfiah berarti “menuju kepada ini” – menunjuk pada perwujudan ilahi yang hadir dalam bentuk yang dapat dipuja dan didekati oleh umat.
🌟 Karakteristik Pratima:
Berbentuk dewa-dewi atau tokoh-tokoh suci (sapta resi, bhatara, bhatari).
Telah melalui upacara penyucian seperti melaspas, pasupati, dan ngusaba.
Digunakan dalam upacara odalan, piodalan, dan panca wali krama.
Terbuat dari logam mulia (emas, perak), kayu cendana, atau bahan suci lainnya.
Diletakkan pada gedong, padmasana, atau pelinggih, sesuai fungsi dewanya.
🔱 Sloka Sanskerta:
> मूर्तिर्यस्या प्रतिष्ठा स्यादर्चायां देवतात्मनः।
सा प्रतिमा तु विज्ञेया श्रद्धया धार्यते हृदि॥
> Mūrtiryasyā pratiṣṭhā syād arcāyāṁ devatātmanaḥ,
sā pratimā tu vijñeyā śraddhayā dhāryate hṛdi.
📖 Makna:
"Pratima adalah bentuk tempat bersemayamnya sang Dewa. Ia bukan hanya ukiran, tetapi harus dipahami sebagai perwujudan jiwa ilahi yang dipuja dalam kepercayaan yang mendalam dari hati."
2. PRALINGGA: Wahana dan Lambang Sakral Dewa
Pralingga berasal dari kata lingga yang berarti simbol atau tanda, dan dalam hal ini merujuk pada simbol suci yang menjadi landasan atau tempat duduk pratima. Ia bukan sekadar penyangga, namun memiliki makna filosofis sebagai wahana (kendaraan) dari kekuatan ilahi.
🌟 Contoh Pralingga:
Nandi (lembu putih): wahana Dewa Siwa.
Garuda: wahana Dewa Wisnu.
Gajah: wahana Dewa Indra.
Singa atau Barong: kadang menjadi lambang kekuatan pelindung.
Pralingga tidak selalu dipuja secara langsung, namun kehadirannya tak terpisahkan dari pratima, karena ia memancarkan kekuatan yang menopang eksistensi simbolis sang dewa.
🔱 Sloka Sanskerta:
> यस्य वाहनमित्युक्तं तस्य रूपं हि लिङ्गकम्।
लिङ्गं न केवलं शिल्पं तत्त्वं तद् देवविग्रहः॥
> Yasya vāhanam ityuktaṁ tasya rūpaṁ hi liṅgakam,
liṅgaṁ na kevalaṁ śilpaṁ tattvaṁ tad devavigrahaḥ.
📖 Makna:
"Yang disebut wahana itu adalah lingga dari sang dewa. Lingga bukan sekadar pahatan atau seni rupa, tetapi adalah prinsip ilahi itu sendiri dalam bentuk simbolik."
🧘🏻♂️ Relasi Sakral Pratima dan Pralingga
Pratima berfungsi sebagai poros pemujaan, sedangkan pralingga sebagai dasar atau medium penyambung antara dunia manusia dan kekuatan niskala. Hubungan keduanya mencerminkan prinsip Purusha dan Prakriti, jiwa dan wahana, ilahi dan simbolik.
Dalam ritual di Bali, keduanya disucikan bersamaan karena tidak ada pratima tanpa pralingga, sebagaimana jiwa tidak dapat menyatu tanpa tubuh sebagai mediumnya.
📚 Penutup: Sakralitas Dalam Wujud yang Diperhitungkan
Pemahaman tentang pratima dan pralingga mengajarkan kita bahwa dalam Hindu Bali, benda-benda spiritual bukan sekadar objek, namun citra hidup dari kekuatan tak kasatmata. Di balik seni dan bentuknya, terdapat kedalaman filsafat dan kehadiran rohani.
Maka, penghormatan terhadap pratima dan pralingga bukanlah menyembah benda, tetapi menghormati prinsip-prinsip ilahi yang dilambangkan oleh bentuk-bentuk tersebut.
🔔 "Satyam Śivam Sundaram" – Kebenaran adalah Siwa, dan Siwa adalah Keindahan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar