Pawintenan Gana Saraswati
Pawintenan Gana Saraswati adalah pensucian diri melalui pemujaan kepada Dewi Saraswati sebagai sakti Brahma yang mencipta ilmu pengetahuan yang bersifat feminim dan Ganapati sebagai ilmu yang maskulin, yang dilaksanakan dengan upacara mewinten setelah pembersihan diri secara lahir batin.
Pawintenan Gana Saraswati dalam Hindu Bali disebutkan bertujuan untuk memohon kepada Sang Hyang Aji Saraswati dan dewa Ganapati agar badan ini siap untuk menerima wahyu sruti, ilmu pengetahuan dari beliau untuk menjaga keselamatan dunia
Ada beberapa prosesi dalam pawintenan saraswati ganapati ini yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mapetik, sang anak disucikan dengan memotong rambutnya di lima titik di kepalanya dengan menggunakan “Panca Korsika” yang bertujuan untuk menghilangkan “papa klesa petaka ("dosa"; Catur Pataka), lara rogha wighna, gering sasab merana, sarwa satru, dan sebel kandel dari para pemilet yang dipetik.
2. Marajah, dilaksanakan pasupati dengan dihidupkan ”aksara-aksara suci” yang berada pada tubuhnya agar aksara-aksara suci tersebut memberikan kekuatan positif dalam proses brahmacari sang pemilet, dalam prosesi pawintenan ini,
a. Dirajah di selagin lelata=ong, lidah=yang, bahu kiri kanan=da, dada=bha, pipi kiri kanan=ang, siku=ku, telapakan tangan kiri kanan=pa, perut=ong; wung, punggung=dhang; dhang, gigir kanan kiri=tang; tang.
c. Dipakaikan kain dengan rajahan “Ganapati” di kepala agar Sang Hyang Ganapati senantiasa melindungi sang anak dari kekuatan negatif.
4. Mapedamel, diberikan “Sad Rasa”, yang bertujuan merepresentasikan enam rasa yang ada dalam dunia ini, yaitu manis, asam, asin, pahit, sepat, dan pedas.
5. “Semayut”, sejenis benang tri datu yang dipakaikan di badan, yang bertujuan untuk mengendalalikan perbuatan sang pamilet,
6. “Karawista” dan juga “Kalpika” bertujuan untuk mengendalikan pikiran.
7. Majaya-jaya.
8. Muspa
9. Natab Tebasan Saraswati, Pasupati miwah Pangidep Hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar